Umat muslim Xinjiang China sudah sejak lama mendapat tekanan pemerintah setempat akibat isu gerakan kemerdekaan. Photo: Ist
|
mySAMARINDA.com - 21/06/2015 19:55 WITA
Hidup di negara yang mayoritas penduduknya beragama muslim, tentu tidak susah untuk menunaikan ibadah. Terutama jika ingin beribadah di bulan Ramadhan.
Namun, bagi muslim Xinjiang di Tiongkok mungkin hal itu tak akan mudah. Pasalnya, otoritas berwenang Tiongkok melarang pegawai negeri sipil, pelajar, dan guru muslim di Xinjiang berpuasa selama Ramadan.
Dikutip dari Al Jazeera melalui situs resmi Jinghe County, Kantor Administrasi Makanan dan Obat Xinjiang tersebut bahkan meminta seluruh restoran di wilayah tersebut tetap diperintahkan buka. Namun, wilayah Tiongkok lainnya, warga muslim justru diwajibkan berpuasa dari fajar hingga waktu magrib selama Ramadan.
"Tempat layanan makanan seperti restoran dan yang lainnya akan beroperasi seperti biasanya selama Ramadan," papar situs Jinghe County, Sabtu (20/6).
Atas kebijakan otoritas pemerintah daerah Xinjiang yang melarang melarang etnis muslim Uighur untuk berpuasa selama Ramadan dalam beberapa tahun terakhir membuat mereka banyak mendapat kritik dari berbagai organisasi hak asasi manusia (HAM).
"Tujuan pemerintah setempat melarang puasa adalah untuk menjauhkan muslim Uighur dari budaya muslim," ungkap Dilxat Rexit, Juru Bicara Kongres Uighur Dunia.
Wilayah Xianjiang sendiri berdekatan dengan berbagai negara seperti Kazakhstan, Kashmir, Tajikistan, Afganistan dan Kirgizstan. Selain itu, daerah ini juga berbatas dengan Mongolia di sebelah timur dan Rusia di utara. bSelain itu, isu gerakan kemerdekaan seperti layaknya yang terjadi di Tibet, membuat konflik di wilayah seluas 1.660.000 km ini semakin memanas. (*/AHS)
|